SekolahFOREX.Net

Jumat, 25 Februari 2011

Demonstran Beberkan "Dosa-dosa" Nurdin. "turun.....turun.........."




Jakarta: Demonstrasi anti-Nurdin Halid masih berlangsung di Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (25/2). Mereka menuntut Nurdin mundur dari jabatannya sekaligus pencalonan kembali sebagai ketua umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia periode mendatang.

Bahkan saat berorasi, Komunike Bersama Suporter Sepakbola Arek Malang yang memakai kaus tim nasional berlogo Garuda di dada, membeberkan sepuluh "dosa" Nurdin.

Dosa pertama, menurut mereka, Nurdin menggunakan politik uang saat bersaing menjadi Ketua Umum PSSI periode lalu (November 2003) dengan Sumaryoto dan Jacob Nuwa Wea.

Kedua, Nurdin dituding mengubah format kompetisi dari satu wilayah menjadi dua wilayah dengan memberikan promosi gratis kepada 10 tim (Persegi Gianyar, Persiba Balikpapan, Persmin Minahasa, Persekabpas Pasuruan, Persema, Persijap, dan Petrokimia Putra, PSPS, Pelita Jaya, serta Deltras).

Ketiga, Nurdin terindikasi melakukan jual beli trofi pada musim kompetisi 2003 lantaran juara yang tampil punya kepentingan politik. Karena ketua atau manajer klub yang bersangkutan akan bertarung di pemilihan kepala daerah atau pilkada.

Dosa keempat yang dituduh pengunjuk rasa pada diri Nurdin, yakni jebloknya timnas yang tiga kali gagal ke semifinal SEA Games pada 2003, 2007, dan 2009. "Tahun 2005 lolos ke semifinal, namun PSSI saat itu dipimpin Pjs (pejabat sementara) Agusman Effendi. Kan Nurdin Halid mendekam di tahanan karena kasus korupsi," ujar koordinator aksi Agusto saat berorasi.

Dosa kelima yang melilit Nurdin ditegaskan Agusto, yakni Nurdin membohongi Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) dengan menggelar musyawarah nasional luar biasa (munaslub) di Makassar, Sulawesi Selatan, pada 2008 untuk memperpanjang masa jabatannya.

Enam, tak jelas laporan keuangan terutama dana Goal Project dari FIFA yang diberikan setiap tahunnya.

Tujuh, banyak terjadi suap dan makelar pertandingan, bahkan banyak yang melibatkan petinggi PSSI, seperti Kaharudinsyah dan Togar Manahan Nero.

Delapan, Nurdin tak punya kekuatan untuk melobi polisi sehingga sejumlah pertandingan sering tidak mendapatkan izin atau digelar tanpa penonton.

Sembilan, Nurdin adalah satu-satunya Ketua Umum PSSI dalam sejarah yang memimpin organisasi dari balik jeruji besi.

Dosa kesepuluh yang dinilai demonstran yang dilakukan Nurdin Halid, yakni terlalu banyak intervensi terhadap keputusan-keputusan Komisi Disiplin sebagai alat lobi untuk kepetingan pribadi dan menjaga posisinya sebagai Ketua Umum PSSI.

Seperti diberitakan sebelumnya, sebuah buku yang merangkum dan mengulas kegagalan Nurdin Halid dalam memimpin PSSI terbit di Yogyakarta, beberapa waktu lalu. Bahkan, Buku bertajuk Dosa-dosa Nurdin Halid yang baru masuk ke sejumlah gerai toko buku di Kota Denpasar, Bali, ludes diburu pembeli. Tak hanya itu, para calon pembeli yang penasaran sudah banyak yang memesan buku tersebut [baca: Buku "Dosa-dosa Nurdin Halid" Diburu Pembeli].(

Tidak ada komentar:

Posting Komentar