LSI: Suara Demokrat Turun, Golkar Naik
Lima persen suara Demokrat dari 20,85 persen di pemilu 2009 lalu akan berpindah.
Minggu, 12 Juni 2011, 16:26 WIB
Antique, Syahrul Ansyari Presiden SBY mengambil sumpah pengurus Partai Demokrat 2010-2014 (Antara/ Widodo S Jusuf)
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA menemukan hasil lain, yakni jika suara Partai Demokrat turun pemilihnya akan beralih ke Partai Golkar.
LSI melansir, sebanyak lima persen suara Demokrat dari 20,85 persen pada pemilu 2009 lalu akan menyebrang ke partai lain. Hal itu menyebabkan Demokrat akan turun kasta dari yang sebelumnya sebagai pemenang pemilu.
Berdasarkan survei atas 1.200 responden pada 1-7 Juni 2011 yang dilakukan LSI dengan metode wawancara tatap muka dan margin of error 2,9 persen, ditemukan bahwa sebanyak 70 persen pemilih Indonesia bukanlah pemilih loyal (setia). Artinya, bila ada stimulasi dan perilaku partai politik yang dipandang buruk, mereka dengan mudah akan pindah ke lain hati.
Jika pemilu diadakan sekarang, LSI mengungkapkan, Partai Golkar akan keluar sebagai pemenang dengan perolehan angka sebesar 17,9 persen, diikuti Partai Demokrat 15,5 persen, dan PDI Perjuangan 14,5 persen.
"Yang diuntungkan adalah Partai Golkar, karena dia punya platform mirip dengan Partai Demokrat. Di samping itu, karena 'limpahan suara' yang lari dari Demokrat, juga karena program 'Bersama Bangkitnya Usaha Kecil' yang digalangnya," ujar Denny dalam presentasinya di Jakarta, Minggu 12 Juni 2011.
Lalu kenapa PDI Perjuangan yang notabene adalah partai oposisi justru tidak beranjak, bahkan masih kalah dengan Partai Demokrat? "Kenapa stagnan. PDI Perjuangan pernah diberikan opportunity berkuasa, melampaui 30 persen suara pada pemilu 2009. Bahkan, sampai sekarang tidak ada lagi yang bisa memperoleh suara sebesar itu. Partai oposisi atau tidak itu tidak penting, yang penting adalah persepsi pemilih," ujarnya.
Namun, Denny mengingatkan hasil surveinya bisa berubah sewaktu-waktu. Hal itu tergantung, bagaimana partai politik meresponsnya dengan strategi dan kebijakan-kebijakan baru. "Kasus Nazaruddin dan korupsi di Kemenpora membuat Partai Demokrat menjadi satu-satunya partai papan atas yang merosot. Namun, jika Demokrat mengalami recovery, dukungan (kemungkinan) dapat kembali berubah," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar